BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian
merupakan bagian yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metodelogi
penelitian karena instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan
untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang sedang
diteliti.
Suatu intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan realibitas yang
baik. Untuk memperoleh instrument yang baik tentu selain harus diujicobakan,
dihitung validitas dan realibiltasnya juga harus dibuat sesuai kaidah-kaidah
penyusunan instrument.
Berkaiatan dengan hal tersebut, pada pembahasan ini akan diuraikan berbagai
hal terkait dengan instrument penelitian yang pembahasannya diawali dengan
pengertian instrumen penelitian, lagkah-langkah penyusunan, teknik pengujian
validitas dan reliabiltasnya, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Instrumen Penelitian?
2. Bagaimana Langkah-langkah Penyusunan Instrumen?
3. Bagaimana Teknik Pengujian Validitas dan Reliabiltasnya?
4. Bagaimana Teknik Pengumpulan Data?
5. Bagaimanan Teknik Analisis Data?
C. Tujuan
1. Mengetahui Apa Pengertian Instrumen Penelitian.
2. Mengetahui Bagaimana Langkah-langkah Penyusunan Instrumen.
3. Mengetahui Bagaimana Teknik Pengujian Validitas dan Reliabiltasnya.
4. Mengetahui Bagaimana Teknik Pengumpulan Data.
5. Mengetahui Bagaimanan Teknik Analisis Data.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Instrumen Pengertian
Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan,
memeriksa, menyelidiki suatu masalah. Instrumen penelitian dapat diartikan pula
sebagai alat untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan
data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu
persoalan atau menguji suatu hipotesis. Jadi semua alat yang bisa mendukung
suatu penelitian bisa disebut instrumen penelitian.
Menurut Suharsimi Arikunto (2000:134), instrumen pengumpulan data adalah
alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan di permudah
olehnya.
Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi
karakteristik variabel secara objektif. Instrumen pengumpul data menurut
Sumadi Suryabrata (2008:52) adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada
umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut
psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan
menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk
atribut kognitif,perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut
non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen
penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti.
B. Langkah-langkah Menyusun Instrumen
Iskandar (2008: 79) mengemukakan enam langkah dalam penyusunan
instrumen penelitian, yaitu :
1. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti.
2. Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi
3. Mencari indikator dari setiap dimensi.
4. Mendeskripsikan kisi-kisi instrumen
5. Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen
6. Petunjuk pengisian instrumen.
C. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Semua instrumen (baik yang tes maupun non tes) harus memiliki dua syarat
yaituValid dan reliabel. Valid berarti instrumen secara akurat mengukur
objek yang harus diukur. Reliabel berarti hasil pengukuran konsisten dari
waktu ke waktu.
Menurut Ibnu Hadjar (1996:160), kualitas instrumen ditentukan oleh dua
kriteria utama: validitas dan reliabilitas. Validitas suatu instrumen
menurutnya menunjukkan seberapa jauh ia dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Sedangkan reliabilitas menunjukkan tingkat konsistensi dan akurasi hasil pengukuran.
Sumadi Suryabrata (2008:60)mengemukakan bahwa validitas instrumen
didefinisikan sebagai sejauh mana instrumen itu merekam/mengukur apa yang
dimaksudkan untuk direkam/diukur. Sedangkan reliabilitas instrumen merujuk kepada
konsistensi hasil perekaman data (pengukuran) kalau instrumen itu digunakan
oleh orang atau kelompok orang yang sama dalam waktu berlainan, atau kalau
instrumen itu digunakan oleh orang atau kelompok orang yang berbeda
dalam waktu yang sama atau dalam waktu yang berlainan.
Menurut Burhan Bungin (2005:96,97) Validitas alat ukur adalah akurasi alat
ukur terhadap yang diukur walaupun dilakukan berkali-kali dan di mana-mana.
Sedangkan reliabilitas alat ukur menurutnya adalah kesesuaian alat
ukur dengan yang diukur, sehingga alat ukur itu dapat dipercaya
atau dapat diandalkan. Misalnya, menimbang beras dengan timbangan
beras,mengukur
panjang kain dengan meter, dan sebagainya.
Reliabilitas mempunyai tiga dimensi yaitu Stabilitas, Ekivalensi, dan
Konsistensi Internal (O'Sullivan & Rassel, 1995). Stabilitas mengacu pada
kemampuan instrumen untuk menghasilkan data yang sama dari waktu ke waktu
(dengan asumsi objek yang diukur tidak berubah).
Ekivalensi mengacu pada kemampuan dua atau lebih macam instrumen yang
dibuat dua atau lebih peneliti untuk mengukur satu hal yang sama. Misalnya, dua
peneliti mengukur penggunaan listrik di suatu aula. Dua peneliti ini
menggunakan dua instrumen yang berbeda. Tetapi jika temuan kedua peneliti ini
sama, maka instrumen mereka memilki sifat "ekivalen".
Konsistensi internal tercapai jika semua item dalam instrumen mengukur satu
hal yang sama. Jika terdapat 10 pertanyaan tentang motivasi, maka ke 10
pertanyaan itu mengukur hal yang sama (motivasi).
1.
Pengujian Validitas Instrumen
Ada tiga jenis pengujian Validitas Instrumen. (Sugiyono: 2010)
a. Pengujian Validitas Konstruk
Instrumen yang mempunyai validitas konstruk jika instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan dengan yang didefinisikan. Misalnya
akan mengukur efektivitas kerja, maka perlu didefinisikan terlebih dahulu apa
itu efektivitas kerja. Setelah itu
disiapkan instrumen
yang digunakan untuk mengukur efektivitas kerja sesuai dengan definisi.
Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat ahli.
Setelah instrumen dikonstruksikan tentang aspek-aspek yang akan diukur, dengan
berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para
ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang, dan
umumnya mereka telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti.
Setelah pengujian konstruk dengan ahli, maka diteruskan dengan uji coba
instrumen. Setelah data ditabulasi, maka pengujian validitas konstruk dilakukan
dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor
item instrumen.
b. Pengujian Validitas Isi (Content)
Instrumen yang harus memiliki validitas isi adalah instrumen yang digunakan
untuk mengukur prestasi belajar dan mengukur efektivitas pelaksanaan program
dan tujuan. Untuk menyusun instrumen prestasi belajar yang mempunyai validitas
isi, maka instrumen harus
disusun
berdasarkan materi pelajaran yang telah diajarkan. Sedangkan instrumen yang digunakan
untuk mengetahui pelaksanaan program, maka instrumen disusun berdasarkan
program yang telah direncanakan.
Untuk instrumen yang berbentuk tes, maka pengujian validitas isi dapat
dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran
yang telah diajarkan. Jika dosen memberikan ujian di luar pelajaran yang telah
ditetapkan, berarti instrumen ujian tersebut
tidak mempunyai validitas isi.
Secara teknis, pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat
dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat
variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur, dan nomor butir (item)
pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator.
Dengan kisi-kisi instrumen itu, maka pengujian validitas dapat dilakukan
dengan mudah dan sistematis.
c. Pengujian Validitas Eksternal
Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk
mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta
empiris yang terjadi di lapangan. Misalnya instrumen untuk mengukur kinerja
sekelompok pegawai. Maka kriteria kinerja pada instrumen tersebut dibandingkan
dengan catatan-catatan di lapangan (empiris) tentang
kinerja yang
baik. Bila telah terdapat kesamaan antara kriteria dalam instrumen dengan fakta
di lapangan, maka dapat dinyatakan instrumen tersebut mempunyai Validitas
eksternal yang tinggi.
2.
Pengujian Reliabilitas Instrumen
Pengujian reliabilitas
instrumen menurut Sugiyono (2010:354) dapat dilakukan secara eksternal dan internal.
Secara eksternal, pengujian dilakukan dengan test – retest (stability),
equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal pengujian dilakukan dengan
menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan
teknik-teknik tertentu.
a. Test retest
Instrumen penelitian dicobakan beberapa kali pada responden yang sama
dengan instrumen yang sama dengan waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari
koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila
koefisien korelasi positif dan signifikan, maka instrumen tersebut sudah
dinyatakan reliabel.
b. Ekuivalen
Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa berbeda,
tetapi maksudnya sama. misalnya, berapa tahun pengalaman Anda bekerja di
lembaga ini? Pertanyaan tersebut ekuivalen dengan tahun berapa Anda mulai
bekerja di lembaga ini?
Pengujian dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua
dan berbeda, pada responden yang sama. Reliabilitas diukur dengan cara
mengkorelasikan antara data instrumen yang satu dengan instrumen yang
dijadikan ekuivalennya. Bila korelasi positif dan signifikan, maka
instrumen dapat dinyatakan reliabel.
c. Gabungan
Pengujian dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang ekuivalen
beberapa kali ke responden yang sama. cara ini merupakan gabungan dari
test-retest (stability) dan ekuivalen.
Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrumen,
setelah itu dikorelasikan pada pengujian kedua dan selanjutnya dikorelasikan
secara silang. Jika dengan dua kali pengujian dalam waktu yang berbeda, maka
akan dapat dianalisis keenam koefisien reliabilitas. Bila keenam
koefisien korelasi itu semuanya positif dan signifikan, maka
dapat dinyatakan
bahwa instrumen itu reliabel.
d. Internal Consistency
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara
mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis
dengan teknik-teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi
reliabilitas instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen
dapat dilakukan
dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Sp lit half), KR20, KR21 dan Anova
Hoyt.
D. Teknik Pengumpulan Data
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian,
yaitu, kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Kualitas
instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen.
Kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Macam-macam teknik pengumpulan data antara lain:
(1) interview (wawancara); (2) kuesioner (angket); (3)
observasi (pengamatan); (4) dokumentasi; dan (5) Tes.
- Interview (Wawancara)
Wawancara menurut Satori & Komariah (2011: 130)
adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali
dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Sugiyono (2010:
194) menjelaskan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti, dan juga mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya kecil/sedikit. Teknik pengumpulan data
mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report,
atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Dalam
Sugiyono (2010: 194), wawancara dibedakan menjadi wawancara terstruktur dan
wawancara tidak terstruktur.
Teknik pengumpulan data dengan wawancara biasa
digunakan pada penelitian kuantitatif, kualitatif, dan pengembangan. Wawancara
lebih sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian
kuantitatif, wawancara lebih sering digunakan untuk studi pendahuluan dalam
menemukan permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian kualitatif,
wawancara bersifat mendalam, karena ingin mengeksplorasi informasi secara
holistik dan jelas dari informan.
Wawancara dalam penelitian kualitatif meliputi
wawancara mendalam dan wawancara bertahap. Wawancara mendalam dilakukan dalam
konteks observasi partisipasi. Peneliti terlibat secara intensif dengan setting
penelitian terutama pada keterlibatannya dengan kehidupan informan (Satori
& Komariah, 2011: 130). Selanjutnya Satori dan Komariah juga menjelaskan
bahwa wawancara bertahap adalah wawancara yang mana peneliti melakukannya
dengan sengaja dating berdasarkan jadwal yang ditetapkan sendiri untuk
melakukan wawancara dengan informan dan peneliti tidak sedang observasi
partisipasi. Sifat wawancara tetap mendalam, tetapi dipandu oleh
pertanyaan-pertanyaan pokok.
1. Wawancara Terstruktur
Wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan
data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh. Dalam melakukan wawancara, pengumpul data
telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis
yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Setiap responden diberi
pertanyaan sama, dan pengumpul data mencatatnya. Dalam melakukan wawancara,
selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul
data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder,
gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara
menjadi lancar.
2. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang
bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Contoh:
Bagaimanakah pendapat bapak/ibu terhadap kebijakan pemerintah terhadap
Perguruan Tinggi Berbadan Hukum? Dan bagaimana peluang masyarakat miskin dalam
memperoleh pendidikan tinggi yang bermutu?
Jenis wawancara ini sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau
penelitian yang lebih mendalam tentang responden. Dalam penelitian pendahuluan,
peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau
permasalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti dapat menentukan secara
pasti permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti. Dalam wawancara tidak
terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan
diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan ceritera responden.
- Kuesioner (angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Kuesioner efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang
diharapkan dari responden. Kuesioner cocok digunakan apabila jumlah responden
cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa
pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka.
Kuesioner dapat digunakan untuk mengumpulkan data pada
penelitian kuantitatif, kualitatif, dan pengembangan. Kuesioner lebih sering
digunakan dalam penelitian kuantitatif dan pengembangan. Tetapi ada juga
penelitian kualitatif yang menggunakan bantuan angket sebagai teknik
pengumpulan datanya.
Dalam Arikunto (2006: 152) , kuesioner dapat dibedakan
atas beberapa jenis, tergantung pada sudut pandangan:
1. Dipandang dari cara menjawab
Dibedakan menjadi
kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka memberi kesempatan
kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. Sedangkan kuesioner tertutup
sudah disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih.
2. Dipandang dari jawaban yang diberikan
Ada dua jenis
kuesioner, yaitu kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung. Kuesioner
langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya. Sedangkan kuesioner tidak
langsung yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.
3. Dipandang dari bentuknya.
Menurut bentuknya,
kuesioner dibedakan menjadi kuesioner pilihan ganda, kuesioner isian, check
list, dan rating-scale.
- Observasi
(pengamatan)
Pengertian observasi menurut Satori & Komariah
(2011: 105) adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan
dalam penelitian. Secara langsung dengan terlibat ke lapangan dengan melibatkan
seluruh pancaindera. Sedangkan tidak langsung dengan dibantu
mediavisual/audiovisual.
Observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang
lain. Teknik observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku
manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati
tidak terlalu besar.
Observasi dapat digunakan pada penelitian kuantitatif, kualitatif dan
pengembangan. Observasi untuk penelitian kualitatif menurut Satori dan Komariah
(2011: 105) adalah pengamatan langsung terhadap objek untuk mengetahui
keberadaan objek, situasi, konteks, dan maknanya dalam upaya mengumpulkan data
penelitian. Dalam penelitian kuantitatif biasanya menggunakan observasi
terstruktur. Sedangkan pada penelitian kualitatif, observasi yang sering
dilakukan adalah observasi berperanserta, dengan instrumen observasi tidak
terstruktur.
Pada observasi eksperimental dimana tingkah laku yang diharapkan muncul
karena perlakuan atau suatu kondisi tertentu, maka observasi memerlukan perencanaan
dan persiapan yang benar-benar matang, sedangkan observasi yang dilaksanakan
dalam situasi yang wajar, pelaksanaannya jauh lebih sederhana, karena observasi
semacam ini dapat dilakukan sepintas lalu saja (Sudijono dalam Taniredja dan
Mustafidah, 2011: 48-49).Oleh karena itu sebelum melakukan penelitian, peneliti
telah mempersiapkan terlebih dahulu blanko/lembar observasi yang berisi
perilaku yang dapat diamati oleh peneliti, yang sebelumnya dirancang/disusun
dalam sebuah kisi-kisi. Peneliti dapat meminta bantuan orang lain sebagai
observer untuk dapat membantu peneliti dalam melakukan observasi.
Berdasarkan proses pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi:
1. Observasi Berperanserta
Peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Peneliti ikut melakukan apa uang dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi
ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap,tajam, dan sampai mengetahui
pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
Dalam suatu perusahaan, peneliti dapat berperan
sebagai karyawan, mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja,
bagaimana semangat kerjanya, bagaimana hubungan satu karyawan dengan karyawan
lainnya, dan lain-lain.
2. Observasi Nonpartisipan
Peneliti hanya sebagai pengamat independen. Data yang
dikumpulkan tidak mendalam, tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah
nilai-nilai dibalik perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis.
Dalam proses produksi, peneliti dapat mengamati
bagaimana mesin-mesin bekerja dalam mengolah bahan baku, komponen mesin mana
yang masih bagus dan yang kurang bagus, bagaimana kualitas barang yang
dihasilkan, dan bagaimana performance tenaga kerja atau
operator mesinnya.
Berdasarkan instrumen yang digunakan, observasi dibedakan menjadi:
1. Observasi terstruktur
Observasi terstruktur
adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang
diamati, kapan dan di mana tempatnya. Observasi ini dilakukan apabila peneliti
telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang diamati. Dalam melakukan
pengamatan peneliti menggunakan instrumen penelitian yang yang telah teruji
validitas dan reliabilitasnya.
Contoh:
Peneliti akan melakukan pengukuran terhadap kinerja pegawai yang bertugas dalam
pelayanan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan), maka peneliti dapat menilai setiap
perilaku dan ucapan dengan menggunakan instrument yang digunakan untuk mengukur
kinerja karyawan tersebut.
2. Observasi tidak terstruktur
Observasi tidak
terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang
apa yang akan diobservasi. Peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang
akan diamati. Peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi
hanya rambu-rambu pengamatan.
Dalam suatu pameran produk industri dari berbagai negara,
peneliti belum tahu pasti apa yang akan diamati. Oleh karena itu peneliti dapat
melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang tertarik, melakukan analisis dan
kemudian dibuat kesimpulan.
- Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang. Dokumen berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen berbentuk gambar
misalnya foto, sketsa, dll. Dokumen berbentuk karya misalnya karya seni, yang
dapat berupa gambar, patung, film, dll. Dalam penelitian kualitatif studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara.
Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan
lebih kredibel jika didukung sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di
sekolah, di tempat kerja, di masyarakat dan autobiografi. Penelitian juga
semakin kredibel jika didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik.
Dokumetasi dapat digunakan pada penelitian
kuantitatif, kualitatif dan pengembangan. Dokumentasi sering digunakan pada
penelitian kualitatif sebagai pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara. Akan tetapi, dokumentasi juga digunakan dalam penelitian kuantitatif
dan pengembangan, dalam hal mengumpulkan data awal yang dapat menunjang latar
belakang dan pentingnya penelitian.
- Tes
Tes digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta
besarnya kemampuan obyek yang diteliti (Arikunto, 2006: 223). Sumber yang
dikenai tes bukan hanya manusia. Misalnya binatang, mesin mobil, dll. Contoh:
Jika seekor anjing pelacak akan digunakan sebagai pembantu polisi untuk
mendeteksi narkoba, dia dites dulu apakah kiranya memiliki kecerdasan dan
penciuman yang tajam, sehingga ada kemungkinan untuk dilatih. Selama dan
sesudah latihan berlangsung, anjing tersebut dites lagi berkali-kali untuk
diketahui seberapa tinggi peningkatan kemampuannya.
Untuk manusia, instrumen yang berupa tes ini dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Tes
prestasi belajar yang biasa digunakan di sekolah dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu tes buatan guru dan tes terstandar. Tes buatan guru yang disusun oleh
guru dengan prosedur tertentu, tetapi belum mengalami uji coba berkali-kali
sehingga tidak diketahui ciri-ciri dan kebaikannya. Tes terstandar biasanya
sudah tersedia di lembaga testing, yang sudah terjamin keampuhannya.
- Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan
sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2010: 330).
Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya
peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu
mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai
sumber data. Triangulasi digunakan pada penelitian kualitatif.
Terdpat dua macam triangulasi, yaitu triangulasi
teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik, berarti penelitian
menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data
dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara
mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.
Triangulasi sumber, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan
teknik yang sama.
E. Analisis Data
- Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data
dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan Analisis data
dalam Sugiyono ( 2010: 207) adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel
dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan
untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan.
Teknik analisis data pada penelitian kuantitatif menggunakan statistik.
Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian
kuantitatif, yaitu statistik deskriptif dan dan statistik inferensial.
Statistik intefensial meliputi statistik parametris dan statistik
nonparametris.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau
generalisasi (Sugiyono, 2010: 208). Analisis statistik ini digunakan apabila
peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, tidak untuk membuat
kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil.
Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui
tabel, grafik, diagram lingkaran, piktogram, perhitungan modus, median, mean,
perhitugan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan
rata-rata dn standar deviasi dan perhitungan persentase.
Analisis statistik deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan
antara variabel melalui analisis, korelasi, melakukan prediksi dengan analisis
regresi, dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel
atau populasi. Analisis ini tidak sampai pada pengujian signifikansinya, karena
dalam analisis deskriptif tidak membuat generalisasi.
Analisis statistik inferensial digunakan apabila peneliti ingin membuat
suatu kesimpulan yang berlaku untuk populasi. Statistik inferensial adalah
teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya
diberlakukan untuk populasi. Analisis statistik ini cocok digunakan bila sampel
diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel dilakukan secara
random.
b. Kualitatif
Dalam Moleong (2010: 287) disebutkan bahwa terdapat tiga model analisis
data pada kualitatif, antara lain:
- Metode
perbandingan tetap, secara tetap membandingkan satu datum dengan datum
yang lain dan kemudian secara tetap membandingkan kategori dengan kategori
lainnya. Secara umum proses analisis datanya mencakup: reduksi data,
kategori data, sintesisasi, dan diakhiri dengan menyusun hipotesis kerja.
- Metode analisis
data menurut Spradley, proses penelitiannya terdiri dari:
a. Pengamatan deskriptif,
b. Analisis domein, dilakukan terhadap data yang diperoleh dari pengamatan
berperanserta/wawancara atau pengamatan deskriptif yang terdapat dalam catatan lapangan,
yang dapat dilihat di buku lampiran.
c. Pengamatan terfokus dan wawancara tefokus berdasarkan fokus yang sebelumnya
telah dipilih oleh peneliti.
d. Analisis taksonomi, meliputi langkah-langkah berikut ini; (1) memilih satu
domein untuk dianalisis, (2) mencari kesamaan atas dasar hubungan simantik yang
sama yang digunakan untuk domein itu, (3) mencari tambahan istilah bagian, (4)
mencari domein yang lebih besarn dan lebih inklusifyang dapatdimasukkan sebagai
sub bagian dari domein yang sedang dianalisis, (5) membentuk taksonomi
sementara, (6) mengadakan wancara terfokus untuk mencek analisis yang telah
dilakukan, dan (7) membangun taksonomi secara lengkap.
e. Pengamatan terpilih, dengan melakukan wancara terpilih untuk memperdalam
data yang telah ditemukan melalui pengajuan sejumlah pertanyaan kontras.
f. Analisis komponensial, meliputi; (1) memilih domein yang akan dianalisis,
(2) mengidentifikasikan seluruh kontras yang telah ditemukan, (3) menyiapkan
lembar paradigma, (4) mengidentifikasi dimensi kontras yang memiliki dua nilai,
(5) menggabungkan dimensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu, (6)
menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada, (7) mengadakan
pengamatan terpilih untuk melengkapi data, dan (8) menyiapkan paradigma
lengkap.
g. Analisis tema, merupakan seperangkat prosedur untuk memahami secara
holistik pemandangan yang sedang diteliti. Langkah-langkah menemukan tema
ialah; (1) melebur diri, (2) melakukan analisis komponen terhadap istilah
acuan, (3) perspektif yang lebih luas melalui pencarian domein dalam
pemandangan budaya, (4) menguji dimensi kontras seluruh domein yang telah
dianalisis, (5) mengidentifikasi domein yang terorganisir, (6) mencari tema
universal.
- Metode analisis
data menurut Miles dan Huberman, analisis data ini didasarkan pada
pandangan paradigmanya yang positivisme dengan menggunakan matrik. Dengan
matrik yang dipetakan maka peneliti mulai mengadakan analisis apakah
membandingkan, melihat urutan ataukah menelaah hubungan sebab-akibat
sekaligus.
- Pengembangan
Teknik analisis data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data
dikumpulkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis data:
a. Analisis data mencakup prosedur organisasi data, reduksi, dan penyajian
data baik dengan tabel, bagan, atau grafik.
b. Data diklasifikasikan berdasarkan jenis dan komponen produk yang
dikembangkan
c. Data dianalisis secara deskriptif maupun dalam bentuk perhitungan
kuantitatif.
d. Penyajian hasil analisis dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual,
dengan tanpa interpretasi pengembang, sehingga sebagai dasar dalam melakukan
revisi produk.
e. Dalam analisis data penggunaan perhitungan dan analisis statistik sejalan
dengan permasalahan yang diajukan, dan produk yang akan dikembangkan.
f. Laporan atau sajian harus diramu dalam format yang tepat sedemikian rupa
dan disesuaikan dengan konsumen, atau calon pemakai produk.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti.
2.
Enam langkah dalam
penyusunan instrumen penelitian, yaitu : 1) Mengidentifikasikan
variabel-variabel yang diteliti. 2) Menjabarkan variabel menjadi
dimensi-dimensi, 3) Mencari indikator dari setiap dimensi, 4) Mendeskripsikan
kisi-kisi instrument, 5) Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan
instrument, 6) Petunjuk pengisian instrumen.
3.
Semua instrumen (baik
yang tes maupun non tes) harus memiliki dua syarat yaitu Valid
dan reliabel. Valid berarti instrumen secara akurat mengukur objek yang
harus diukur.Reliabel berarti hasil pengukuran konsisten dari waktu ke waktu.
4. Teknik pengumpulan data
terdiri dari wawancara, kuesioner, observasi dan dokumentasi. Teknik wawancara,
observasi, kuesioner dan dokumentasi dapat digunakan pada penelitian
kuantitatif, kualitatif dan pengembangan. Dokumentasi biasa digunakan pada
penelitian kualitatif. Pada penelitian kualitatif digunakan teknik triangulasi
untuk menginterpretasikan beberapa teknik pengumpulan data.
5. Teknik analisis data
pada penelitian kuantitatif menggunakan statistik, baik deskriptif maupun
inferensial. Terdapat tiga model analisis data pada penelitian kualitatif,
yaitu metode perbandingan tetap, metode analisis data menurut Spradley, dan
metode analisis data menurut miles dan huberman. Analisis data pada penelitian
pengembangan mencakup prosedur organisasi data, reduksi, dan penyajian data
baik dengan tabel, bagan, atau grafik.